- Get link
- X
- Other Apps
Analisis Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Perusahaan Pt Gudang Garam Tbk
- Get link
- X
- Other Apps
Posted on 30 maret 2016Irsyadkamilsipahutar
Irsyad kamil
KATA PENGANTARPuji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal dengan judul “Analisis Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Perusahaan Pt Gudang Garam Tbk”. Proposal ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk meyelesaikan program Sarjana (SI) pada Program Sarjana Sains Terapan, Akuntansi Keuangan, Politeknik Negeri Manado
Saya menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan. Semoga proposal ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan wacana bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis : irsyad kamil
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
- LATAR
BELAKANG MASALAH
- RUMUSAN
MASALAH
- BATASAN
MASALAH
- MAKSUD DAN
TUJUAN PENELITIAN
- MANFAAT
PENELITIAN5
- SISTEMATIKA
PENELITIA
- LANDASAN
TEORI
- KINERJA
KARYAWAN
- FAKTOR –
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA
- KEPUASAN
KERJA
- FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA
- GAYA
KEPEMIMPINAN
- KERANGKA
PEMIKIRAN
- HUBUNGAN
ANTAR VARIABEL
- HUBUNGAN
ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN
- HIPOTESA
18
- METODE
PENELITIAN
- PENENTUAN
POPULASI DAN SAMPEL
- DEFINISI
OPERASIONAL VARIABEL
- JENIS DAN
SUMBER DATA
- METODE
PENGUMPULAN DATA
- TEKNIK
ANALISI DATA
- PENGUJIAN
HIPOTESIS
BAB IV PENUTUP
- SARAN-SARAN27
BAB I
|
- Latar Belakang
Menurut Budi Setiyawan dan Waridin (2006) kinerja karyawan merupakan hasil atau prestasi kerja karyawan yang dinilai dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang ditentukan oleh pihak organisasi. Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang sesuai standar organisasi dan mendukung tercapainya tujuan organisasi. Organisasi yang baik adalah organisasi yang berusaha meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya, karena hal tersebut merupakan faktor kunci untuk meningkatkan kinerja karyawan. Peningkatan kinerja karyawan akan membawa kemajuan bagi perusahaan untuk dapat bertahan dalam suatu persaingan lingkungan bisnis yang tidak stabil. Oleh karena itu upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan merupakan tantangan manajemen yang paling serius karena keberhasilan untuk mencapai tujuan dan kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada kualitas kinerja sumber dayamanusia yang ada didalamnya.
PT GUDANG GARAM Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi rokok. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang berawal dari comanditaire vennootschape (CV) yang berdiri tahun 1983 yang kemudian dijadikan Perseroan Terbatas (PT) pada tahun 2004. Penelitian ini memfokuskan pada karyawan PT GUDANG GARAM Tbk yang berlokasi di MADURA karena disini pusat kegiatan manajerial dilakukan.Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah diharapkan oleh perusahaan terserbut.Semakin banyak karyawan yang mempunyai kinerja tinggi, maka produktivitas perusahaan secara keseluruhan akan meningkat sehingga perusahaan akan dapat bertahan dalam persaingan global. Karyawan dituntut untuk mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien. Keberhasilan karyawan dapat diukur melalui kepuasan konsumen, berkurangnya jumlah keluhan dan tercapainya target yang optimal. Kinerja karyawan PT GUDANG GARAM Tbk juga dapat diukur melalui penyelesaian tugasnya secara efektif dan efsien serta melakukan peran dan fungsinya dan itu semua berhubungan linear dan berhubungan positif bagi keberhasilan suatu perusahaan. Terdapat faktor negatif yang dapat menurunkan kinerja karyawan, diantaranya adalah menurunnya keinginan karyawan untuk mencapai prestasi kerja, kurangnya ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan sehingga kurang menaati peraturan, pengaruh yang berasal dari lingkungannya, teman sekerja yang juga menurun semangatnya dan tidak adanya contoh yang harus dijadikan acuan dalam pencapaian prestasi kerja yang baik. Semua itu merupakan sebab menurunya kinerja karyawan dalam bekerja. Faktor-faktor yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja diantaranya adalah gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja.
Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain . Gaya kepemimpinan cocok apabila tujuan perusahaan telah dikomunikasikan dan bawahan telah menerimanya. Seorang pemimpin harus menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Perusahaan menggunakan penghargaan atau hadiah dan ketertiban sebagai alat untuk memotivasi karyawan. Pemimpin mendengar ide-ide dari para bawahan sebelum mengambil keputusan. Gaya kepemimpinan yang tepat akan menimbulkan motivasi seseorang untuk berprestasi. Sukses tidaknya karyawan dalam prestasi kerja dapat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan atasannya. Gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.
- Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan permasalahan tersebut maka dirumuskan suatu pertanyaan penelitian
Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan?
- Batasan masalah.
- Maksud dan Tujuan Penelitian
- Manfaat penelitian
- Bagi
penulis
- Bagi
perusahaan
- Bagi
almamater
- Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang landasan teori yang digunakan, kerangka pemikiran, hubungan antar variabeldan hipotesa.
BAB III METODELOGI
Pada bab ini akan dibahas metode penelitian, penentuanpopulasi dan sampel penelitian, definisi operasional variabel,jenis dan sumber data, metode pengumpulan data,teknik analisis data, dan pengujian hipotesis.
BAB IV PENUTUP
Berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan saran-saran,
sebagai masukan bagi perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
- Landasan Teori
- Kinerja karyawan
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Bernardin and Russel (1993: 382) terdapat 6 kriteria untuk menilai kinerja karyawan, yaitu:
- Quality yaitu Tingkatan dimana proses atau penyesuaian pada
cara yang ideal di dalam melakukan aktifitas atau memenuhi aktifitas yang
sesuai harapan.
- Quantity yaitu Jumlah yang dihasilkan diwujudkan melalui
nilai mata uang, jumlah unit, atau jumlah dari siklus aktifitas yang telah
diselesaikan.
- Timeliness yaitu Tingkatan di mana aktifitas telah
diselesaikan dengan waktu yang lebih cepat dari yang ditentukan dan
memaksimalkan waktu yang ada untuk aktifitas lain.
- Cost effectiveness yaitu Tingkatan dimana penggunaan sumber daya
perusahaan berupa manusia, keuangan, dan teknologi dimaksimalkan untuk
mendapatkan hasil yang tertinggi atau pengurangan kerugian dari tiap unit.
Need for supervision yaituTingkatan
dimana seorang karyawan dapat melakukan pekerjaannya tanpa perlu meminta
pertolongan atau bimbingan dari atasannya.
- Interpersonal impact yaitu Tingkatan di mana seorang karyawan
merasa percaya diri, punya keinginan yang baik, dan bekerja sama di antara
rekan kerja.
- Kualitas
pekerjaan meliputi : akurasi, ketelitian, penampilan dan penerimaan
keluaran.
- Kuantitas
pekerjaan meliputi : volume keluaran dan kontribusi.
- Supervisi
yang diperlukan meliputi : membutuhkan saran, arahan, atau perbaikan.
- Kehadiran
meliputi : regularitas, dapat dipercayai/diandalkan dan ketepatan waktu.
- Konservasi
meliputi : pencegahan, pemborosan, kerusakan, pemeliharaan peralatan.
- Kepuasan Kerja
- Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Kerja
- Pekerjaan
itu sendiri (work
it self), setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan
tertentu sesuai dengan bidang nya masing-masing. Sukar tidaknya suatu
pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam
melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan
kerja.
- Atasan (supervision), atasan yang baik
berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa
dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
- Teman
sekerja (workers), merupakan faktor
yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan
dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis
pekerjaannya.
- Promosi (promotion), merupakan faktor
yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh
peningkatan karier selama bekerja.
- Gaji atau
upah (pay), merupakan faktor
pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.
- Gaya Kepemimpinan
Berdasarkan definisi gaya kepemimpinan diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mengarahkan, mempengaruhi, mendorong dan mengendalikan orang lain atau bawahan untuk bisa melakukan sesuatu pekerjaan atas kesadarannya dan sukarela dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Terdapat lima gaya kepemimpinan yang disesuaikan dengan situasi menurut
Siagian (2002), yaitu:
- Tipe
pemimpin yang otokratik
– Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
– Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
– Menganggap bahwa sebagai alat semata-mata
– Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat
– Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya
– Dalam tindaknya penggeraknya sering mempergunakan approach yang mengandung unsur paksaan dan puntif (bersifat menghukum)
- Tipe
pemimpin yang militeristik
– Dalam menggerakan bawahannya sistem perintah yang sering dipergunakan
– Dalam menggerakan bawahannya senang bergantung pada pangkat dan jabatan
– Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan
– Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya
- Tipe
pemimpin yang paternalistik
– Bersikap terlalu melindungi
– Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan
– Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil inisiatif
– Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasi
– Sering bersikap mau tahu
- Tipe
pemimpin yang kharismatik
sangat diperlukan, akn tetapi sifatnya yang negatif mengalahkan sifatnya yang
positif.
- Tipe
pemimpin yang demokratik
yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern karena:
– Ia senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritikan dari bawahan
– Selalu berusaha mengutamakan kerjasama teamwork dalam usaha mencapai
tujuan
– Selalu berusaha menjadikan lebih sukses dari padanya
– Selalu berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin Kepemimpinan memegang peran yang signifikan terhadap kesuksesan dan kegagalan sebuah organisasi.
Keterangan:
R = hubungan secara simultan, (secara keseluruhan)
r = hubungan secara parsial, (secara tidak langsung)
X = variabel bebas
Y = variabel terikat
- Faktor-faktor
yang secara langsung mempengaruhi gaya kepemimpinan seorang pemimpin
adalah karakteristik pemimpin , karakteristik karyawan dan situasi
dilingkungan organisasi.
- Terdapat
pengaruh antara gaya kepemimpinan yang diterapkan seorang pemimpin dengan
kinerja karyawan.
- Hubungan Antar Variabel
- Hubungan antara Gaya kepemimpinan terhadap Kinerja
Karyawan
Perilaku pemimpin merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja. Menurut Miller et al. (1991) menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai hubungan yang positif terhadap kepuasan kerja para pegawai. Hasil penelitian Gruenberg (1980) diperoleh bahwa hubungan yang akrab dan saling tolong-menolong dengan teman sekerja serta penyelia adalah sangat penting dan memiliki hubungan kuat dengan kepuasan kerja dan tidak ada kaitannya dengan keadaan tempat kerja serta jenis pekerjaan. Ramlan Ruvendi (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Imbalan dan Gaya Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan, Di Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor”, menyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan pengaruh signifikan antara variabel gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja pegawai Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor. Diungkapkan pula bahwa gaya kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi (contingency). Indikasi turunnya semangat dan kegairahan kerja ditunjukkan dengan tingginya tingkat absensi dan perpindahan pegawai. Hal itu timbul sebagai akibat dari kepemimpinan yang tidak disenangi.
- HIPOTESA
Untuk kepentingan penelitian ini, sesuai dengan tujuannya diajukan hipotesis pengarah berikut:
Diduga faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi gaya kepemimpinan seorang pemimpin adalah: karakteristikpemimpin, karakteristik pegawai dan situasi di lingkungan organisasi. Diduga terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan yang diterapkan seorang pemimpin dengan kinerja pegawai.
BAB III
METODELOGI
- Metode Penelitian
- Penentuan populasi dan sampel.
- Definisi Operasional Variabel
- Kinerja
karyawan
- Kualitas:
Tingkat dimana hasil aktifitas yang dilakukan mendekati sempurna dalam
arti menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan aktifitas ataupun
memenuhi tujuan yang diharapkan dari suatu aktifitas.
- Kuantitas:
Jumlah yang dihasilkan dalam istilah jumlah unit, jumlah siklus aktifitas
yang diselesaikan.
- Ketepatan
Waktu: Tingkat suatu aktifitas diselesaikan pada waktu awal yang
diinginkan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktifitas lain.
- Efektifitas:
Tingkat penggunaan sumber daya manusia, organisasi dimaksimalkan dengan
maksud menaikan keuntungan atau mengurangi kerugian dari setiap unit dalam
penggunaan sumber daya.
- Kemandirian:
Tingkat dimana seorang pegawai dapat melakukan fungsi kerjanya tanpa minta
bantuan bimbingan dari pengawas atau meminta turut campurnya pengawas
untuk menghindari hasil yang merugikan.
- Komitmen
Organisasi: Tingkat dimana pegawai mempunyai komitmen kerjadengan
organisasi dan tanggung jawab pegawai terhadap organisasi.
- Gaya
kepemimpinan
- Sistem 1,
manajer membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan
memerintah para bawahan untuk melaksanakannya. Standar dan metode
pelaksanaannya juga secara kaku ditetapkan oleh manajer.
- Sistem 2,
manajer tetap menentukan perintah-perintah, tetapi memberi bawahan
kebebasan untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah tersebut.
Bawahan juga diberi berbagai fleksibilitas untuk melaksanakan tugas-tugas
mereka dalam batas-batas dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan.
- Sistem 3,
manajer menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan perintahperintah setelah
hal-hal itu didiskusikan terlebih dahulu dengan bawahan. Bawahan dapat
membuat keputusan-keputusan mereka sendiri tentang cara pelaksanaan tugas.
Penghargaan lebih digunakan untuk memotivasi bawahan daripada ancaman
hukuman.
- Sistem 4,
tujuan-tujuan ditetapkan dan keputusan-keputusan kerja dibuat oleh
kelompok. Bila manajer yang secara formal membuat keputusan, mereka
melakukan setelah mempertimbangkan saran-saran dan pendapat-pendapat dari
para anggota kelompok. Untuk memotivasi bawahan, manajer tidak hanya
menggunakan penghargaan-penghargaan ekonomis tetapi juga mencoba
memberikan kepada bawahan perasaan dibutuhkan dan penting.
- Jenis dan Sumber Data
- Data
Primer
- Data
Sekunder
- Metode Pengumpulan Data
- Kuesioner
- Observasi
- Studi
Pustaka
- Teknik Analisis Data
- Pengujian Hipotesis
- Uji
Signifikansi Simultan ( Uji Statistik F )
Ho : Variabel-variabel bebas yaitu gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin
kerja tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
terhadap variabel terikatnya yaitu kinerja karyawan.
Ha : Variabel-variabel bebas yaitu gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin
kerja mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap
variabel terikatnya yaitu kinerja karyawan.
Dasar pengambilan keputusannya (Ghozali, 2005) adalah dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu:
- a) Apabila
probabilitas signifikansi > 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
- b) Apabila
probabilitas signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
- Analisis
Koefisien Determinasi (R²)
- Uji
Signifikasi Pengaruh Parsial (Uji t)
Ho : Variabel-variabel bebas (gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (kinerja karyawan).
Ha : Variabel-variabel bebas (gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (kinerja karyawan).
Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2005) adalah dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu:
- a) Apabila
angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha
ditolak.
- b) Apabila
angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
PENUTUP
- Kesimpulan Penelitian
- Saran – saran.
1)
Seorang pemimpin harus mampu menjadi figur yang
mampu mambangun dan meningkatkan motifasi kerja karyawan.
2)
Untuk meningkatkan kinerja pemimpin harus berupaya
seefektif mungkin mengoptimalkan gaya kepemimpinan demokrasi. Karena semakin
efektifnya gaya kepemimpinan demokrasi akan meningkatkan kinerja.
3)
Dalam meningkatkan kinerja, kepemimpinan hanya
berpengaruh 37%. Seorang pemimpin juga harus memperhatikan variabel lain selain
pada gaya kepemiminan demokrasi.
4)
Pemimpin harus meningkatkan komunikasi dengan
karyawan, sehingga hubungan dengan karyawan terjalin dengan baik. Dengan
semakin baiknya hubungan dengan karyawan secara otomatis akan meningkatkan
kinerja.
5)
Pemimpin harus berupaya untuk memberikan pengertian
tentang hasil yang didapat dalam menyelesaikan pekerjaan, sehingga karyawan
akan berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan dengan lebih baik dari sebelumnya
Comments
Post a Comment